Ikan Mujair adalah salah satu jenis ikan konsumsi yang banyak digemari oleh manusia. Manfaat kandungan dan kelezatan rasanya membuat ikan yang berasal dari benua Afrika tersebut banyak dibudidayakan dibanyak negara di dunia.
Gambar ikan mujair di dalam kolam |
Namun saat ini posisi ikan mujair dipasaran telah tersaingi oleh saudara terdekatnya, yaitu ikan nila. Terkait dengan kelebihan ikan nila yang memiliki pertumbuhannya yang lebih cepat dari ikan mujair. Selain itu ikan nila juga memiliki beberapa variatas hasil rekayasa genetika atau kawin silang yang dapat memberikan keuntungan lebih bagi para peternak ikan.
Secara ilmiah ikan mujair dan ikan nila merupakan Cichlid yang sama-sama berasal dari Genus Oreochromis. Terdapat sekitar 35 jenis spesies ikan dari Genus Oreochromis yang telah telah teridentifikasi termasuk ikan mujair dan nila. Selain 35 spesiesnya yang telah teridentifikasi, beberapa sumber menyatakan masih banyak anggota Genus Oreochromis lainnya yang belum teridentifikasi. Berikut klasifikasi ilmiah Genus Oreochromis:
Kingdom | : Animalia |
Phylum | : Chordata |
Class | : Actinopterygii |
Order | : Cichliformes |
Family | : Cichlidae |
Tribe | : Tilapiini |
Genus | : Oreochromis (Günther, 1889) |
Spesies | : Oreochromis amphimelas |
Oreochromis andersonii (three-spotted tilapia) | |
Oreochromis angolensis | |
Oreochromis aureus (blue tilapia) | |
Oreochromis chungruruensis | |
Oreochromis esculentus (Singida tilapia) | |
Oreochromis hunteri (Lake Chala tilapia) | |
Oreochromis ismailiaensis | |
Oreochromis jipe (Jipe tilapia) | |
Oreochromis karomo (karomo) | |
Oreochromis karongae | |
Oreochromis korogwe (Korogwe tilapia) | |
Oreochromis lepidurus | |
Oreochromis leucostictus | |
Oreochromis lidole | |
Oreochromis macrochir (longfin tilapia) | |
Oreochromis mortimeri (Kariba tilapia) | |
Oreochromis mossambicus (Ikan Mujair) | |
Oreochromis mweruensis | |
Oreochromis niloticus (Ikan Nila) | |
Oreochromis placidus | |
Oreochromis rukwaensis (Lake Rukwa tilapia) | |
Oreochromis saka | |
Oreochromis salinicola | |
Oreochromis schwebischi | |
Oreochromis shiranus | |
Oreochromis spilurus | |
Oreochromis spilurus niger (Athi River tilapia) | |
Oreochromis spilurus percivali (Buffalo Springs tilapia) | |
Oreochromis spilurus spilurus (Sabaki tilapia) | |
Oreochromis squamipinnis | |
Oreochromis tanganicae | |
Oreochromis upembae | |
Oreochromis urolepis | |
Oreochromis variabilis (Victoria tilapia) |
Oreochromis adalah genus besar cichlid tilapiine yang merupakan ikan endemik Afrika dan Timur Tengah. Beberapa spesies dari genus ini telah diperkenalkan ke banyak negara di dunia berperan penting dalam budidaya ikan konsumsi. Dilihat dari analisis urutan mtDNA, beberapa clades tampaknya ada pada genus ini. Selain itu, beberapa spesies (seperti Oreochromis urolepis dan ikan nila biru O. aureus) tampak lebih dekat ke Sarotherodon menurut data mtDNA. Penelitian terhambat karena hibridisasi merajalela di ikan-ikan ini, yang mengacaukan data mtDNA, serta proses evolusi yang begitu cepat membuat pilihan urutan DNA inti yang tepat menjadi sulit.
Oreochromis mossambicus atau ikan mujair saat ini ditemukan hidup di banyak habitat tropis dan subtropis perairan air tawar dan air payau di seluruh dunia, di mana mereka termasuk golongan spesies invasif karena sifatnya yang kuat serta mudah beradaptasi dengan situasi baru. Ikan mujair merupakan spesies asli daerah pesisir dan hilir sungai di Afrika selatan, dari delta Sungai Zambezi ke Sungai Bushman di Tanjung timur.
Ikan mujair asli dikompres lateral dan memiliki sirip punggung yang panjang, bagian depan sirip punggung tersebut memiliki duri yang terkadang dapat melukai kulit manusia. Warna asli ikan mujair adalah hijau kusam atau kekuning-kuningan, dan pita yang lemah dapat terlihat. Ukuran panjang tubuh ikan mujair dewasa dapat mencapai sekitar 35cm atau 14 in dengan berat hingga 1,13kg atau 2,5 lb. Meski demikian ukuran dan warna pada ikan mujair hasil budidaya sangat bervariasi tergantung populasi penangkaran dan naturalisasi karena tekanan lingkungan dan pembibitan. Ikan yang dapat hidup hingga 11 tahun ini termasuk omnivora, ikan mujair memakan bahan detrital, diatom, invertebrata, benih kecil dan tumbuh-tumbuhan mulai dari makroalga hingga tanaman berakar dan makanan lainnya.
Dalam hal bereproduksi, langkah pertama dalam siklus reproduksi untuk ikan mujair diawali dengan pejantan yang menggali sarang di mana seekor betina dapat bertelur. Setelah telur diletakkan, jantan akan membuahinya. Setelah itu induk betina akan menyimpan telur-telur tersebut di mulutnya hingga menetas, proses tersebut dikenal dengan istilah mouthbrooding.
Salah satu alasan utama di balik tindakan agresif Mozambik tilapias adalah akses ke pasangan reproduktif. Dalam sistem lek, laki-laki berkumpul dan menampilkan diri untuk menarik betina untuk kawin. Dengan demikian, keberhasilan perkawinan sangat condong ke arah lelaki dominan, yang cenderung lebih besar, lebih agresif, dan lebih efektif dalam mempertahankan wilayah. Jantan dominan juga membangun sarang yang lebih besar untuk bertelur. Selama ritual pacaran, komunikasi akustik banyak digunakan oleh laki-laki untuk menarik perempuan. Penelitian telah menunjukkan bahwa perempuan tertarik pada laki-laki dominan yang menghasilkan frekuensi puncak yang lebih rendah serta denyut nadi yang lebih tinggi. Pada akhir kawin, jantan menjaga sarang sementara betina mengambil telur dan sperma ke dalam mulut mereka. Oleh sebab itu ikan mujair dapat menempati banyak ceruk selama pemijahan sejak muda dapat diangkut di mulut. Strategi reproduksi yang mahir ini mungkin menjadi penyebab di balik kecenderungan invasif mereka.
Nama ikan mujair merupakan nama sebutan orang-orang indonesia terhadap spesies ikan Oreochromis mossambicus, di mancanegara ikan tersebut dikenal dengan beberapa nama sebutan, antara lain:
- Mozambique tilapia
- Oreochromis andersonii
- Tilapia kafuensis
- Kafue bream
- Three-spotted tilapia
- Daya (Pakistan)
Nama ilmiah (binominal name) dari ikan mujair adalah Oreochromis mossambicus (W. K. H. Peters, 1852). Synonyms spesies tersebut antara lain:
- Chromis mossambicus (W. K. H. Peters, 1852)
- Chromis niloticus var. mossambicus (W. K. H. Peters, 1852)
- Sarotherodon mossambicus (W. K. H. Peters, 1852)
- Tilapia mossambica (W. K. H. Peters, 1852)
- Tilapia mossambica mossambica (W. K. H. Peters, 1852)
- Tilapia mossambicus (W. K. H. Peters, 1852)
- Chromis dumerilii Steindachner, 1864)
- Tilapia dumerilii (Steindachner, 1864)
- Chromis vorax (Pfeffer, 1893)
- Tilapia vorax (Pfeffer, 1893)
- Chromis natalensis (M. C. W. Weber, 1897)
- Sarotherodon mossambicus natalensis (M. C. W. Weber, 1897)
- Tilapia natalensis (M. C. W. Weber, 1897)
- Tilapia arnoldi (Gilchrist & W. W. Thompson, 1917)
- Oreochromis mossambicus bassamkhalafi (Khalaf, 2009)
Nama ikan mujair diberikan untuk mengenang sang penemu atau orang yang memperkenalkan ikan tersebut di Indonesia pertamakalinya. Adalah Bapak Mujair yang menemukan ikan tersebut pertama kali di Indonesia di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939. Terkait bagai mana cara penyebaran alami ikan tersebut dari perairan Afrika ke Indonesia memang masih menjadi misteri. Namun setelah penemuannya tersebut, Pak Mujair yang juga seorang petani sekaligus peternak ikan mampu membudidayakan dan memasarkan ikan tersebut.