Ikan Cupang atau dikenal juga sebagai Ikan Laga adalah ikan hias kecil yang sangat populer diberbagai lapisan masyarakat. Sebagian besar orang Indonesia dari anak-anak kecil, dewasa hingga orang tua, baik laki-laki atau perempuan pernah membeli atau pun sekedar mengetahui ikan yang pada umumnya sering dijadikan sebagai ikan aduan oleh anak-anak kecil ini. Sepertinya ikan cupang merupakan ikan yang paling banyak dikenal orang-orang indonesia karena selain menjadi mainan anak-anak kecil ikan yang juga banyak dipelihara oleh orang dewasa mau pun orang tua ini banyak dijual di hamping semua sekolahan-sekolahan oleh para penjual ikan hias atau penjual yang hanya menjual ikan Cupang.
Ikan Cupang merupakan spesies-spesies ikan yang bersal dari genus Betta yang beranggotakan 73 spesies yang terbagi kedalam 13 Complex. Di kalangan penggemar, ikan Cupang di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
- Cupang Aduan, atau ikan petarung adalah ikan cupang yang biasa di jadikan sebagai ikan aduan. Pada umumnya ikan aduan memiliki sirip-sirip yang pendek dibandingkan ikan cupang hias. Ikan Cupang aduan ini berasal dari beberapa spesies ikan cupang dari kelompok Betta Splendens Complex.
- Cupang Hias, atau ikan kontes adalah ikan cupang yang pada umumnya memiliki sirip-sirip panjang atau memiliki bentuk sirip atau warna tubuh bervarian. Ikan Cupang hias merupakan hasil kawin silang dari spesies-spesies yang ada pada Betta Splendens Complex. Terdapat 3 jenis ikan Cupang hias antara lain Halfmoon, Crowntail (serit), dan Cupang Plakat (sirip lebih pendek dari Cupang hias lainnya).
- Cupang Alam, atau Cupang liar adalah ikan Cupang selain Cupang aduan dan Cupang hias. Dari puluhan spesies ikan Cupang alam, sebagian besar dari mereka berkembang biak dengan cara Mouthbreeder.
Cara berkembang biak ikan cupang ada 2 macam tergantung spesiesnya.
- Mouthbreeder atau Mouthbrooder adalah berkembang biak dengan cara menyimpan atau mengerami dan membuahi telur-telur didalam mulut induk jantan sejak keluar dari induk betina hingga menetas.
- Bubblenest adalah berkembang biak dengan cara menyimpan dan membuahi telur-telur di sarang busa atau gelembung-gelembung udara yang dibuat oleh induk jantan. Sarang tersebut biasanya dibuat oleh induk jantan sebelum melakukan perkawinan (pemijahan). Induk jantan akan menjaga telur-telur tersebut hingga menetas dan merawat hingga beberapa hari satelah menjadi burayak.
Ikan yang memiliki karakteristik agresif dalam menjaga teritorial wilayahnya ini berasal dari kawasan Asia tenggara khususnya Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam dan Kamboja. Habitat ikan Cupang yaitu, rawa-rawa, genangan air di hutan, anak sungai, hingga area pertanian. Ikan yang sering kali diberi makan jentik nyamuk atau cacing sutera ini tergolong ikan yang kuat karena ikan Cupang dapat bertahan hidup meski berada dalam tempat yang memiliki volume air kecil.
Kelompok Betta Splendens :
Asal | Indonesia,Thailand, Malaysia dan Singapura |
Iklim | Tropis / 20°C - 28°C / pH : 5.0 - 7.5 |
Ciri Khas | Memilika sirip perut berwarna merah dengan ujung warna putih serta pada sirip ekor terdapat juga warna merah, Tubuh coklat tua kehitaman |
Panjang Maksimal | 6,0 cm (Jantan) |
Deskripsi | Sisik lateral 30 - 32, Sirip dorsal di atas sisik lateral 15 - 17, Kedalaman tubuh 24,2-30,1% SL, Panjang sirip punggung dorsal 12,9-18,9% SL, Tinggi sirip dada asal 14,8-18,9% SL |
Cara berkembang biak | Bubblenest |
Kingdom | Animalia |
Phylum | Chordata |
Class | Actinopterygii |
Order | Perciformes |
Family | Osphronemidae |
Subfamily | Macropodusinae (Hoedeman, 1948) |
Genus | Betta (Bleeker, 1850) |
Kelompok | B. Splendens Complex |
Species | B. Imbellis |
Nama Binomial | Betta Imbellis (Ladiges, 1975) |
Asal | Thailand |
Iklim | Tropis / 20°C - 28°C / pH : 6.9 - 7.8 |
Ciri Khas | Warna dasar hitam berpadu warna hijau, merah dan biru |
Panjang Maksimal | 4,0 cm (Jantan) |
Deskripsi | Jumlah duri punggung 0 - 2, Jumlah sirip punggung lunak 8 - 11, Duri dubur 3 - 4, Anal soft rays 22 - 26, Opercle dengan dua warna hijau terang ke garis hijau kebiruan, Membran operan coklat ke hitam tanpa garis-garis merah atau bercak, Sirip punggung dorsal, caudal, dan anal coklat ke hitam kontras dengan membran interradial berwarna hijau atau hijau kebiruan, Sirip punggung dengan setidaknya dua pertiga proksimalnya memiliki batang hitam melintang, Sirip ekor tanpa batang melintang gelap, Tanda bulat hitam kecil mengapit sinar internal pada membran interradial, Sirip perut berwarna coklat sampai hitam dengan tepi hijau warna hijau kebiruan dan ujung putih, Warna biru kehijauan hijau kebiruan pada latar belakang tubuh coklat kehitaman, Panjang kepala 24,9-31,2% SL, Panjang paska 17,1-25,2% SL, Panjang dasar sirip punggung 12,2-19,3% SL, Panjang sirip pelvis 21.2-49.6% SL, Panjang sirip dada 15,4-21,3% SL, Diameter orbit 22,8-29,7% HL |
Cara berkembang biak | Bubblenest |
Kingdom | Animalia |
Phylum | Chordata |
Class | Actinopterygii |
Order | Perciformes |
Family | Osphronemidae |
Subfamily | Macropodusinae (Hoedeman, 1948) |
Genus | Betta (Bleeker, 1850) |
Kelompok | B. Splendens Complex |
Species | B. Mahachaiensis |
Nama Binomial | Betta Mahachaiensis (Kowasupat, Panijpan, Ruenwongsa & Sriwattanarothai, 2012) |
Asal | Thailand dan Kamboja |
Iklim | Tropis / 22°C - 28°C / pH : 5.5 - 7.5 |
Ciri Khas | Warna dasar hitam dan nampak juga warna merah menyala dibeberapa bagian tubuh terutama pada sirip dada, sirip anal dan sirip ekor |
Panjang Maksimal | 3,6 cm (Jantan) |
Deskripsi | Jumlah duri punggung 1 - 2, Jumlah sirip punggung lunak 7 - 11, Duri dubur 3 - 5, Anal soft rays 21 - 25, Tubuh coklat gelap sampai hitam, Operon hitam dengan dua batang vertikal kemerahan paralel, Bercak merah pada membran opera gelap coklat sampai hitam, Tidak ada batang melintang gelap pada sirip ekor, Bagian distal sirip dubur posterior merah dengan patch merah kecil di ujung distal, Hitam dan merah dari dasar sirip pelvis proksimal ke ujung putih |
Cara berkembang biak | Bubblenest |
Kingdom | Animalia |
Phylum | Chordata |
Class | Actinopterygii |
Order | Perciformes |
Family | Osphronemidae |
Subfamily | Macropodusinae (Hoedeman, 1948) |
Genus | Betta (Bleeker, 1850) |
Kelompok | B. Splendens Complex |
Species | B. Siamorientalis |
Nama Binomial | Betta Siamorientalis (Kowasupat, Panijpan, Ruenwongsa & Jeenthong, 2012) |
Asal | Thailand dan Laos (Sungai Mekong) |
Iklim | Tropis / 24°C - 27°C / pH : 6.0 - 8.0 |
Ciri Khas | Sirip dubur dan kaudal berwarna biru dengan sinar merah |
Panjang Maksimal | 7,0 cm (Jantan) |
Deskripsi | Jumlah duri dubur 4-5, Anal soft rays 22 - 26, Panjang kepala pendek 22-31% SL, Seringkali tubuh berwarna cerah, Iris mata dengan warna hijau muda atau biru, Tubuh memanjang atau ramping, Sirip ekor berwarna merah atau coklat dan kontras dengan membran interradial warna-warni, Pada jantan opercle dengan garis vertikal merah atau biru |
Cara berkembang biak | Bubblenest |
Kingdom | Animalia |
Phylum | Chordata |
Class | Actinopterygii |
Order | Perciformes |
Family | Osphronemidae |
Subfamily | Macropodusinae (Hoedeman, 1948) |
Genus | Betta (Bleeker, 1850) |
Kelompok | B. Splendens Complex |
Species | B. Smaragdina |
Nama Binomial | Betta Smaragdina (Ladiges, 1972) |
Asal | Thailand, Laos, Vietnam dan Kamboja (Basin Sungai Mekong) |
Iklim | Tropis / 24°C - 30°C / pH : 6.0 - 8.0 |
Ciri Khas | Memiliki banyak varian warna dan kini memiliki banyak varian bentuk sirip-siripnya |
Panjang Maksimal | 7,0 cm (Jantan) |
Deskripsi | Jumlah duri punggung 1, Vertebra 29 - 34 |
Cara berkembang biak | Bubblenest |
Kingdom | Animalia |
Phylum | Chordata |
Class | Actinopterygii |
Order | Perciformes |
Family | Osphronemidae |
Subfamily | Macropodusinae (Hoedeman, 1948) |
Genus | Betta (Bleeker, 1850) |
Complex | B. Splendens |
Species | B. Splendens |
Nama Binomial | Betta Splendens (Regan, 1910) |
Asal | Kamboja |
Iklim | Tropis |
Ciri Khas | Warna bervarian namun umumnya didominasi warna biru dan merah |
Panjang Maksimal | 2,8 cm (Jantan) |
Deskripsi | Jumlah sirip punggung lunak 10-11, Anal soft rays 27 - 29, Hingga 5 baris tanda bulat hitam pada membran interradial sirip punggung, Hingga 9 baris batang hitam melintang pada sirip ekor, Hingga 7 baris vertikal tanda gelap di tepi posterior skala pada tubuh, Sisik lateral 33-34, Sisik predorsal 24-25, Panjang pasok 17,5-20,1% SL, Kedalaman tubuh 26,2-27,7% SL, Kedalaman kepala ekor 15,4-17,4% SL, Panjang dasar sirip punggung 15,2-15,6% SL, Diameter orbit 27,7-29,7% HL, Panjang postorbital 45,9-50,0% HL, Lebar interorbital 26,4-31,6% HL |
Cara berkembang biak | Bubblenest |
Kingdom | Animalia |
Phylum | Chordata |
Class | Actinopterygii |
Order | Perciformes |
Family | Osphronemidae |
Subfamily | Macropodusinae (Hoedeman, 1948) |
Genus | Betta (Bleeker, 1850) |
Kelompok | B. Splendens Complex |
Species | B. Stiktos |
Nama Binomial | Betta Stiktos (Tan & Ng, 2005) |